SOLO, KOMPAS.com — Musik dangdut akan diusulkan
sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia kepada UNESCO, badan PBB
yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Saat ini,
komunitas dangdut tengah mengurus persyaratan yang perlu dilengkapi
sebelum pemerintah mengusulkannya secara resmi.
Hal ini
diungkapkan oleh Wakil Menteri Bidang Kebudayaan pada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, sebelum membuka "Seminar
Nasional Seni Tayub Nusantara" di Ruang Sidang Senat Universitas Sebelas
Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (7/4/2012).
"Komunitas
dangdut, seperti raja dangdut Rhoma Irama, Ridho Rhoma, ada juga Ikke
Nurjanah, sedang getol-getolnya menyiapkan segala persyaratan untuk
mengupayakan agar dangdut Indonesia bisa diakui UNESCO sebagai warisan
budaya," kata Wiendu.
Tahun ini, tas noken asal Papua yang
diusulkan Indonesia akan dibawa ke sidang tahunan UNESCO pada November
mendatang untuk penilaian apakah bisa masuk daftar warisan budaya dunia
atau tidak. Tahun lalu, Tari Saman asal Kabupaten Gayo Lues, Aceh,
ditetapkan sebagai warisan budaya dunia melalui sidang tahunan UNESCO
yang digelar di Bali.
banggaa......!!!!!
Muhammad Habibie Almy
Susi Farida Silalahi
Fitri Rahayu Silaen
Eva Berahmawati
Susi Farida Silalahi
Fitri Rahayu Silaen
Eva Berahmawati
1.
Persinggungan
antara teknologi dan pendidikan
Teknologi sudah menjadi bagian dari
sekolah selama beberapa decade, tetapi masih belu maksimal dan perubahannya
berjalan lamban. Hal ini disebabkan oleh
Para pengajar tidak terlalu memahami penggunaan teknologi yang diterapkan di
sekolah. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan teknologi dalam memiliki
peranan penting dalam pendidikan. Misalnya saja dalam proses belajar mengajar. Penggunaan
teknologi dalam mempelajari suatu lingkungan yang belum dikenal menghasilkan
pembelajaran yang lebih eksploratif dan interaktif ketimbang hanya membaca buku
atau mendengar paparan deskripsinya dari guru.
2. Penggunaan internet dalam
pendidikan di Indonesia, khususnya di medan
Penggunaan internet di
Indonesia tidak merata. Ada sekolah yang sama sekali tidak mengetahui mengenai
internet. Dan ada sekolah yang memiliki computer dan jaringan internet namun
tidak tahu bagaimana memanfaatkannya. Contohnya penggunaan email, atau
website-website yang seharusnya bermanfaat dalam mengembangkan pengetahuan dan
wawasan guru dan murid. Dan pada saat sekarang ini, internet lebih menonjol di
bidang usaha warnet yang menyediakan game online yang sebenarnya kurang
mendidik.
3.
Ubiquitous
computing, bagaimana kita melihat sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari
Psikologi Pendidikan.
Ubiquitous computing adalah penekanan pada
distribusi computer ke lingkungan
ketimbang ke personal. Pada kondisi ini, computer dipaksa untuk eksis di dunia
manusia. Menurut kami, Ubiquitous computing ini merupakan suatu era atau sistem
yang baik, karena kita semakin dimudahkan dalam penggunaan computer dalam
kehidupan sehari-hari.
Bubur Mutiara aLa cheF Ema
ni, buat temen-temen yang lagi gak ada kerjaan dan lagi laperrr,...
baHan…
Mutiara
sagu
Kelapa
parut setengah, disantan
Gula
pasir
Garam
Air
Vanily
Cara buatnya…
1.
Rebus
mutiara sagu dengan api kecil sambil diaduk sampai mutiara masak semua, matikan
api
2.
Rebus
santan sampai mendidih, masukkan gula dan garam secukupnya, ditambah vanily
3.
Campurkan
santan yang telah masak dengan mutiara, aduk sampai merata
4.
Sajikan
dingin (lebih Enak)
Pancake ala chef EmaJ
baHan adonan…
tepung terigu
susu kental manis bendera/indomilk
1 bungkus kecil vanily
Gula pasir sesuai selera
1 butir telur
Garam secukupnya
Air secukupnya
Blue band untuk memanggang adonan
baHan peLeNgkap…
Ice cream
Cokelat batangan dilelehkan
Cara buat…
1. Panaskan
wajan teflon pakai margarine
2. Buat
dadar tipis bahan adonan hingga bagian atas terlihat kering
3. Angkat ,
dan sajikan sesuai selera
4. Bila
pakai ice cream, lipat 4 dadar sajikan dengan ice cream di atasnya
5. Bila
pakai coklat cair, biarkan dadar terbuka, hias dengan coklat cair, lalu dilipat
4.
6. Pancake
keju: dadar yang masih di Teflon di tabor keju parut sebelum kering
7. Pancake
cokelat: dadarmditabur ceres
SSelamat Mencoba...
Pada pendidikan pra sekolah, anak-anak hanya ingin bermain dan memuaskan hasratnya untuk bersenang-senang. salah satu wadahnya adalah Taman Kanak-kanak (TK). Meskipun sebagai lembaga pendidikan
formal, sangat berbeda dengan lembaga pendikan SD, SMP, dan seterusnya.
Dari nama lembaganya, yakni “taman” bukan “sekolah”. Sebutan “Taman”
pada Taman Kanak-kanak mengandung makna “tempat yang aman dan nyaman
(safe and comfortable) untuk bermain” sehingga pelaksanaan pendidikan di
TK harus mampu menciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman
sebagai wahana tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan tahap tumbuh kembang anak didik, kesesuaian dan keamanan
alat dan sarana bermain, serta metode yang digunakan dengan
mempertimbangkan waktu, tempat, serta teman bermain.
Jenjang Pendidikan TK
Anak yang dapat ditampung di TK adalah usia 4 – 6 tahun dengan lama
Pendidikan 1 atau 2 tahun. Dan, pendidikan dikelompokkan menjadi dua
yaitu kelompok A bagi anak usia 4 – 5 tahun dan kelompok B untuk anak
usia 5 – 6 tahun. Pengelompokan ini bukan merupakan jenjang yang harus
diikuti oleh setiap anak didik. Dengan kata lain, bahwa setiap anak
didik dapat berada selama 1 (satu) tahun pada Kelompok A atau Kelompok
B, atau selama 2 (dua) tahun pada Kelompok A dan Kelompok B.
Tujuan Pendidikan TK
a. Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal
1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
b. Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik (Penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
c. Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan
serta perkembangan selanjutnya (Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 1990).
Prinsip Pendidikan TK
Berdasarkan Surat Edaran Mandikdasmen Depdiknas Nomor
1839/C.C2/TU/2009, Pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip:
”Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain”. Bermain merupakan
cara terbaik untuk mengembangkan potensi anak didik. Sebelum bersekolah,
bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain
dan dirinya sendiri.
Melalui pendekatan bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni. Pada
prinsipnya bermain mengandung makna yang menyenangkan, mengasikkan,
tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan lebih mementingkan proses
mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir. Pendekatan bermain
sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan dengan
perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara
berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain
lebih dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsur belajar mulai
dominan). Dengan demikian anak didik tidak merasa canggung menghadapi
pendekatan pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya;
Larangan
Anak TK, sesuai dengan kondisi perkembangan dan pertumbuhannya,
tidak boleh diberi pekerjaan rumah (PR). Dan, saat tamat pendidikan
jenjang terakhir (kelompok B) tidak boleh diadakan kegiatan seremonial
yang tak sesuai dengan prinsip pendidikan TK.
Pada usia 4 s.d 6 tahun, kebutuhan anak untuk bermain dan
bersosialisasi lebih penting dibandingkan dengan kemampuan skolastik.
Oleh karena itu, pendidikan di TK tidak diperkenankan memberikan
pekerjaan rumah (PR) kepada anak didik dalam bentuk apapun.
Seharusnya yang ada di TK Tidak boleh diberikan tugas di TK
Langganan:
Postingan (Atom)